Kalau ada yang berkata,
"Bertanyalah! Karena bertanya sesungguhnya tidak memperlihatkan bahwa anda bodoh, tapi sebaliknya. Orang pintar selalu haus akan pengetahuan, maka mereka akan selalu bertanya.
Bertanyalah! Bertanyalah!"
saran saya, jangan dengarkan pendapat itu.
Karena saya sudah mengalami tiga kejadian yang kurang mengenakkan karena saya selalu bertanya :
Karena saya sudah mengalami tiga kejadian yang kurang mengenakkan karena saya selalu bertanya :
Ketika saya bertanya kepada dosen saya via email,
Saya : "Pak, bapak ada kenalan di perusahaan ABC ga? saya mau magang."
Dosen : "Boleh.. kamu masukkan aja CV kamu."
Saya : "Beneran pak? trus isi CVnya apa aja?"
Dosen : "Biasa,.. portfolio kamu, identitas kamu, dll."
Saya : "Contoh CVnya ada ga pak? minta dongg.."
Dosen : ...
dan pertanyaan tersebut tak pernah terjawab.
Ketika saya bertanya kepada humas perusahaan tentang lamaran magang,
Saya : "Mbak, saya mau magang. Boleh ga?"
Mbak : "Oh, boleh aja. Kamu mau magang sebagai x atau y?"
Saya : "X aja deh mbak. Trus gimana, saya kirim aja CV saya?"
Mbak : "Oh, iya.. kirimin aja, saya tunggu."
Saya : "Kirimnya via pos ato email?"
Mba : ...
dan lagi-lagi pertanyaan tersebut tak pernah terjawab.
Ketika saya bertanya kepada seseorang tentang pertukaran pelajar,
Saya : "Gan, kalo nyari hostfamily bukan lewat agen gitu, ntar berangkatnya sendiri ya?"
Agan : "Lo kalo ga berani sendiri ya ga usah berangkat."
Saya : "Trus rute pesawatnya kemana aja?"
Agan : "Mo liburan lo ye? udah, ga usah kesini. Bobo aja di rumah."
Saya : "Duileh, sewot amat jawabnya.."
Agan : "Lo belajar mandiri, napa? cari tu informasi, jangan nanya mulu nanya mulu.. baca dong, banyak tu artikel ma forum."
Saya : ...
pertanyaan terakhir memperoleh jawaban yang menyakitkan.
Jadi kesimpulannya :
hanya anak bayi sampe sma yang boleh banyak bertanya.
Mahasiswa yang banyak bertanya adalah mahasiswa yang tidak kreatif, kurang inisiatif, pemalas, dan embel-embel jelek lainnya.
Cukup 25% pertanyaan, 75% sisanya adalah usaha mencari informasi sendiri dan berdoa.
wassalam
0 comments:
Post a Comment