Beratnya menyesuaikan diri

"Setiap saat membersihkan rumah adalah neraka", paling tidak begitu yang kurasakan setiap kali melakukan hal tersebut. Yang ada di kepalaku hanyalah mengeluh, mengeluh dan mengeluh.
Aku selalu bertanya pada diriku, bagaimana bisa orang-orang hidup di lingkungan yang kotor dan mereka tampak baik-baik saja sementara kadang-kadang rasanya aku mau gila saja.
Ataukah mereka sadar? hanya tidak mau atau dibelenggu rasa malas, padahal ini juga menyangkut diri mereka sendiri. Karena kebersihan tidak hanya menguntungkan mereka saja, tapi juga orang lain.
Banyak orang lain.
Yang terjadi kemudian hanyalah percakapan bisu antara aku dan orang lain dalam diriku.
Berapa kali ia meyakinkan banyak alasan dan banyak keuntungan kenapa ini terjadi, yang biasanya tak bisa aku sanggah. Misalnya :

Aku memang ditakdirkan untuk ini, karena aku masih bisa mengatasinya. Mungkin saja orang lain tidak. Mereka bisa stress dan memilih pergi, tapi aku malah bertahan.

atau karena aku malas berolahraga. Dengan membersihkan, setidaknya aku bisa bergerak dan hal tersebut bagus untuk kesehatanku. Jadi aku tidak perlu takut tidak pernah ke gym atau jogging, karena banyak kegiatan-kegiatan kecil yang merupakan olahraga ringan yang bisa kulakukan dengan lebih banyak keuntungannya.

atau karena aku susah bangun pagi. Nah, untuk alasan ini sendiri lebih mengarah ke personal, karena ketika aku bangun, orang di rumah sudah sibuk masing-masing dengan kegiatannya. Mereka memahami aku sulit bangun pagi, dan sebagai gantinya aku harus memahami bahwa mereka tidak terbiasa hidup bersih.
Adilkah?

Atau sebagai cara aku untuk bersyukur. Banyak orang-orang yang bahkan tidak memiliki rumah untuk dibersihkan, jadi tidak ada hal yang lebih buruk daripada ini. Aku masih bisa tinggal dan rumah itu lumayan kecil untuk kubersihkan seorang diri.

Kemudian diriku berkata lagi, "Aku hanya minta dihargai. Aku sudah membersihkan, hal ini kulakukan sesering mungkin aku bisa, aku tidak meminta mereka untuk membantuku, tapi sulitkah untuk tidak mengotori kembali???"

Ia tidak menemukan jawaban yang tepat.
Tapi sebuah alasan cukup untuk menenangkanku :
"Alasanmu belum cukup dengan keuntungan yang tadi kujabarkan."

Sulitnya mengadaptasikan dirimu...

0 comments:

Ran Jiecess

Twitter @Jiecess

About

a freelancer who think she isn't cool enough to be everything yet.