For Nobody

Saat semuanya terungkap lewat kata, hanya lewat kata. Seseorang yang melukisku dalam manisnya prosa. Mengamatiku seperti drama, sang pelakon dan penulis skenarionya.
Kau.
Matamu memandangku lama, mencoba menyelam dalam, menembus dimensi ruang dan waktu, hanya untuk diam dan berdua dalam menit yang telah Tuhan ciptakan.
hongkiat.com//andywon
Biarkan angin menyanyi untuk kita.
Dengarkan, dengarlah, desiran itu benar-benar bernada.
Katamu lalu memainkan jemari di udara seperti seorang konduktor orkestra klasik. Aku tersenyum mengikuti khayalan yang sibuk itu. Sekonyong-konyong dalam kepalaku terlintas sebuah alunan tanpa lirik, bercampur dengan deru alam yang sedang memanjatkan doa.
Setelah kututup mata, tampaklah sosok kita dari atas sana. Berbaring diatas bentangan ilalang yang putih. Salju turun, walau hanya dalam pikiranku saja. Bukankah kau yang mengajariku bermimpi?
Barisan awan tak teratur bergerak memayungi kita, bergantian. Dingin yang masuk ke paru-paruku membuatnya sedikit ribut. Kau menoleh, aku masih terpejam. Tanpa perlu melihat, aku tahu kau ada disana. Maka kepalaku bersandar, gandeng lenganmu dalam tidur.
Dan berapa lama? Berapa lama sudah aku terlelap?
Hanya ada aku dan kekosongan.
Sementara kau telah larut dalam bayangan yang tak pernah aku mengerti. 


0 comments:

Ran Jiecess

Twitter @Jiecess

About

a freelancer who think she isn't cool enough to be everything yet.