Jumat Mellow

Morning was tough, kawan. Saya bangun telat, ketika harus sadar bahwa jadwal presentasi pukul 9 di kampus. Karena telat, saya ga sempat sarapan, cukup menelan pil pahit bahwa setengah jam mesin motor tidak mau menyala. Dengan kaki pegal dan keputusasaan, saya hampir memutuskan naik angkot ketika seorang tukang sampah perumahan yang sedang menyapu dedaunan menghampiri saya dan mencoba membantu. 

Lima belas menit berlalu, saya semakin pesimis. Dan ketika saya berkata, "Sudahlah Pak, saya naik angkot aja,.." tiba-tiba motor itu berbunyi, brrreeeeemm breeeeemmmm... Kompleks.

Setelah mengucapkan terima kasih, sayangnya saya ga ngasih apa-apa kepada beliau, hanya sebuah doa semoga Allah membalas kebaikannya. Kemudian saya bergegas menuju kampus. Ditambah macetnya lalu lintas hari jumat, kepala saya jadi puyeng, perut saya terkikik sementara udara dipenuhi polusi kendaraan, peniti kerudung saya malah copot.

"Allahu Akbarrrrrrrrrrrr,..." gumam saya gemes menahan emosi. Belum lagi motor di belakang saya mencet-mencet klakson ga jelas, pengen banget saya tereak persis di mukanya, "Eh! Lo kira lo doang yang buru-buru?! Lo pikir gw mo tinggal disini seribu tahun, heh?!" (penggunaan kata "lo" termasuk kasar buat saya, dan artinya hanya dipake kalau saya sedang emosi berat). Cuma hal itu terjadi dalam khayalan saya saja, untungnya.

MySpace

Saya sudah ga mau berunding dengan waktu, telat ya telat, bodo amat.

*bergegas masuk alfamart beli wafer dan teh botol buat sarapan, udah terlalu sering saya kayak anak hilang gini.

0 comments:

Ran Jiecess

Twitter @Jiecess

About

a freelancer who think she isn't cool enough to be everything yet.