Sehabis dhuhur, gw duduk menghadap laptop, mengumpulkan nyawa buat berhadapan lagi dengan lembaran-lembaran kertas serta beberapa buku yang konon bisa jadi petunjuk menyelesaikan tugas akhir nanti. Sudah tiga tahun lebih sedikit, di kamar yang sama, sejak berstatus mahasiswa baru, yang tampangnya masih berbekas sisa-sisa kesenangan jaman sma : sumringah (bukan nama orang) dan masih gemuk.
Namun pergulatan kampus yang menggunakan mode silent but deadly ternyata berakibat cukup besar. Dua buah kantong mata, walaupun masih kalah tebal sama punya pak esbeye, punggung yang semakin membungkuk, bekas jerawat bertebaran di muka, bekas gigitan nyamuk dan serangga di kaki dan tangan, ya,.. masih bisa lah senyum, tapi senyum yang berbeda dengan tiga tahun lalu. Yang tinggal ada hanyalah senyum penuh beban, teringat kepada orang tua di rumah, "Iye` mak, Insya Allah tahun ini bisa selesai."
Jam dua siang, langit mendung (cukup dramatis). Yang nemenin cuma sekotak mochi rasa pandan merk Lampion, oleh-oleh dari Sukabumi dua hari yang lalu. Mungkin terdengar aneh, tapi yang gw suka dari kue ini adalah tepung berasnya. Entahlah. Kalau mochi biji wijen udah lain soal, tapi mochi kebanyakan ya kan yang seperti ini. Berbalut tepung, bertumpuk sepuluh di dalam kotak bambu tradisional.
Jauh dari rumah, berjibaku dengan mental sendiri, kita lihat saja dua bulan kedepan apa yang kira-kira akan terjadi.
BAB 1 DIMULAI!!!
2 comments:
Ane turut mendoakan saja, Gang. Semoga cepat kelar dan hasilnya memuaskan. Saya tunggu kabar baiknya
#awkomentarinikerensekali
Doa pun sangat berarti sekarang, Gang.. Terima Kasih banyak. Amin ya robbal alamin, agang juga semoga lancar kuliahnya, nanti saya sisakan ketegangannya untuk tahun depan :D
Post a Comment