Dinarasikan oleh Shaira Shah, kehidupan warga di tengah kondisi perang dan kabar buruk datang setiap hari dalam sudut pandang tiga orang anak : Ahmed (12), Mohammed (12), dan Najla (16). Bagaimana tekanan mental yang dihadapi ketiga anak ini disikapi dengan cara yang berbeda. Kerabat dan teman-teman mereka terbunuh, rumah mereka hancur, dan realita masa kanak-kanak yang dirasakan oleh orang lain pada umumnya hanya menjadi mimpi.
Ahmed menuturkan bahwa ia dididik oleh keadaan, pada akhirnya ia berpikir bahwa mati syahid adalah keinginannya yang paling utama. Sedari kecil ia dihadapkan pada pemandangan perang : pemuda-pemuda gugur mempertahankan tanah mereka, bangunan hancur, dan tekad perlawanan rakyat Palestina yang merasa terusir dari negerinya sendiri. Ahmed tetap pergi ke sekolah dan belajar. Ia juga kerapkali bermain dengan teman-teman sebayanya. Mereka memparodikan pertikaian tentara Israel dan mujahid Hamas.
Miller - tetap ditembak walaupun sudah mengibarkan bendera putih |
Inilah kejahatan perang yang merenggut kehidupan banyak orang, tak terkecuali Ahmed, Mohammed, dan Najla. Setiap hari ada berita kematian, mungkin dari sanak saudara mereka. Mulai dari orang dewasa hingga anak kecil, senjata militer Israel memang tak pandang bulu dalam mewujudkan keinginan mereka menaklukkan, menguasai dan memperluas wilayah di Palestina.
Sepatutnya kita bersyukur, kita tidak perlu khawatir membiarkan saudara, anak, dan kerabat kita bermain dengan bebas. Di Palestina, anak-anak yang pergi ke sekolah belum tentu pulang pada hari itu dalam keadaan hidup, bisa juga mereka takkan pernah kembali lagi ke rumah. Kita masih bisa tidur di ranjang yang nyaman, masih ada yang bisa kita makan hari ini, keluarga kita masih sehat dan lengkap, alhamdulillah.
Ya Allah, bebaskan Palestina. Sesungguhnya Engkau Maha Tahu dan Maha Adil.
4 comments:
Waaaah, baru saja saya beli VCDnya kemarin! (tunggu diskonan)
Nonton nonton nonton! Bagus itu nah..
Sabar... Masih banyak mau dikerja ine. Nanti saya sms kalo saya sudah nonton.
Oke-oke... kutunggu ya
Post a Comment