Insomnia dan Susahnya Bangun Pagi

Seperti malam-malam yang lain, jika anda bertanya : "Jam berapa kah kamu tidur?"

Bagi orang-orang yang mengenal saya, tidaklah heran menerima kenyataan bahwa saya "bisa" tidur diatas jam 12 malam. Yeah, Insomnia - atau apalah.. Yang jelas kecenderungan untuk tetap melek hingga dini hari.

icancure.com
Bukan keinginan dan bukan kesengajaan. Sejak masuk kuliah, ketika orang lain terlelap, saya masih sibuk berduaan dengan laptop. Apa saja, ngedit foto, muter video atau melihat foto-foto semasa SMA dulu. Ya, yang penting tetap terjaga karena kalaupun saya rebahan di ranjang, kedua mata saya tertutup, tapi pikiran saya yang tetap ngalor ngidul kemana-mana. Ngantuk sih, tapi daripada saya mikirin hal-hal aneh, mending browsing kek, nge-blog kek.. Bahkan kadang-kadang ide saya muncul lebih banyak di malam hari.

Percaya atau tidak..

Dan efeknya bisa dipastikan - saya ga pernah bisa bangun pagi, kecuali sekalian saya ga tidur sampe nunggu adzan subuh. Jarang sholat subuh kemudian bangun pukul 9-10 pagi. Benar-benar keterlaluan. Kalo masang jam weker, subuh itu setengah sadar saya akan bangun - hanya untuk mematikan alarmnya kemudian tidur lagi. Seperti lagu alm. Mbah Surip :

"Bangun tidur, tidur lagi,.. Bangun lagi,.. tidur lagi..."

Tapi apa yang bisa saya lakukan? Minum susu sebelum tidur? Tidak tidur siang? Menyibukkan diri? Membaca buku yang membosankan? Mutar mp3 melankolis? Minum obat tidur? Sudah dicoba dan hasilnya : GAGAL.

Entah sampai kapan bisa seperti ini..

0 comments:

Ran Jiecess

Twitter @Jiecess

About

a freelancer who think she isn't cool enough to be everything yet.