Jangan Menangis

Jangan lagi ada yang bersedih di Palestina, karena aku yakin, masing-masing dari kalian telah mendapatkan sebuah rumah yang indah di tanah surga. Akan ada kampung kalian yang didirikan disana, dihuni oleh para syuhada-syuhada yang kini telah pergi menghadap Allah.

Para mujahid, anak-anak yang tewas sebagai korban keegoisan perang, dan semua orang yang kita tangisi.
Kampung kalian bersebelahan dengan kampung milik muslim Afghanistan, Irak, Pakistan, Pattani, Somalia, dan lainnya, yang gugur atas nama Allah.

Mungkin kampung kalian akan bersebelahan dengan kampungku, Indonesia. Tapi jangan heran, hanya sedikit penduduk kampungku yang berada disana. Karena melihat kondisi sebagian besar dari kami sekarang yang sangat menyedihkan. Krisis iman dan akhlak. Orang tua berlomba-lomba menimbun rumah mereka dengan uang, bahkan bukan milik mereka. Para remaja berfoya-foya, mengikuti nafsu dan mengumbar diri layaknya barang obralan akhir tahun. Yang masih kecil sudah bertingkah layaknya orang dewasa, banyak hal yang mereka lakukan mampu membuat kita menahan nafas. Astagfirullah...

Walaupun kami dikenal sebagai negara muslim terbesar, tapi menurutku, apalah artinya itu.. Islam hanyalah berupa lima huruf yang mereka butuhkan di kartu identitas. AlQuran disimpan di lemari rapat-rapat, di rak buku hingga berdebu, dan yang dikenakan adalah pakaian-pakaian yang dapat "menjual" nama dan fisik mereka.

Jangankan hafal, kenal AlQuran pun hanya sekilas, jika beruntung orang tua kami akan menyekolahkan kami di tempat mengaji. Jika tidak, banyak orang tua yang mengajar anak-anaknya menjadi selebritis, mendorong mereka menjadi ahli maksiat. Wallahu A`lam.

Orang tua kami pun banyak yang tak sholat. Teman-teman kami mengajak kami berpesta pora. Adik-adik kami membantah dan bertindak semaunya.

Apa yang hendak kau katakan lagi, masihkan kami menjadi negara muslim terbesar di dunia?

Muslim bukan hanya lima huruf, saudaraku. Ialah identitas yang tidak akan lepas sejak kita masuk ke alam dunia hingga meninggalkannya. Muslim bukanlah status, tapi jalan hidup yang harus dipegang sampai akhir hayat. Kenali Islam karena ia menjadi bagian utama dari hidup kita, dan amalkanlah selagi kita diberi waktu dan kesempatan.
...

Aku bahkan tidak bisa menjamin diriku disana, ada dan ikut menjabat tangan kalian. Melihat bagaimana rupa orang-orang yang telah dirahmati Allah SWT. Kalau ditanya, aku pasti ingin sekali. Aku penasaran bagaimana caranya Islam mendidik kalian menjadi pribadi-pribadi yang bermental teguh. Tidak takut mati, dan berjuang hingga titik darah penghabisan. Aku penasaran bagaimana caranya kalian membesarkan anak-anak yang kelak menjadi pejuang yang tak kalah hebatnya. Bagaimana istri kalian, bagaimana suami kalian mengurus dan memperjuangkan rumah tangga di tengah kondisi yang demikian memilukan.

Menurutku kalian berhasil. Sangat berhasil.

Kalian berhasil menaklukkan ujian dunia yang masih menjadi tanda tanya bagi muslim di kampungku, Indonesia.

0 comments:

Ran Jiecess

Twitter @Jiecess

About

a freelancer who think she isn't cool enough to be everything yet.