Kalau aku memikirkan tentang bagian-bagian dari hidup ini, semuanya terasa sangat lambat namun tanpa disadari, kita sudah berada di bagian hidup lainnya. Waktu yang terus berjalan, kadang-kadang membuatku ingin tinggal di satu masa tanpa harus beranjak ke masa selanjutnya.
Tapi kita tidak punya alasan untuk tetap berdiri di tempat yang sama. Kita harus menerima kenyataan bahwa hidup harus terus dijalani, dan itu berarti kita terdesak untuk maju atau jatuh karena menolak untuk naik ke tahap berikutnya.
Usia semakin berkurang, dan tubuh kita semakin tua. Orang-orang yang kita cintai, bahkan diri kita akan meninggal dan yang lain akan lahir. Seorang bayi berubah menjadi balita, kemudian bertumbuh menjadi anak-anak, berubah remaja, menjadi dewasa, kemudian tua, dan mati.
Kita selalu menantikan masa depan, tapi saat kita mencapai masa itu, kita mengingat masa-masa yang telah lalu, momen-momen yang telah kita lewatkan terasa begitu berharga sehingga kita ingin kembali dan mengulang masa yang sama.
Menyedihkan saat membayangkan suatu hari kita akan kehilangan keluarga yang sangat berharga, sebab masing-masing dari kita memiliki akhir dari segalanya. Lalu kerabat yang lebih muda malah melupakan kehadiran kita. Mereka telah memiliki urusannya sendiri.
Seorang nenek atau kakek yang terlupakan oleh kesibukan anak-anaknya yang telah memiliki rumah tangga. Ikatan emosional seorang Ibu atau seorang ayah yang semakin longgar karena anak-anak mereka yang beranjak dewasa. Remaja yang berpikir untuk menghabiskan waktu mudanya tanpa ikut campur orang tua.
Padahal saat kita masih kecil, kita tak pernah menginginkan berada jauh dari pelukan ibu dan ayah. Suatu hari nanti, ketika siklus itu berputar, kita menjadi lebih tua, menjadi ayah dan ibu dari anak-anak kita, kemudian mendapatkan perlakuan yang sama, dan akhirnya kita merasakan betapa istimewanya orang tua kita.
Saudara-saudara kita. Dimulai saat kita makan dari piring yang sama, tidur di ranjang yang sama, memakai baju yang sama, mengalami masa-masa sulit dan bahagia bersama-sama, tapi mereka pun akan memiliki kehidupan sendiri yang membuat kadang-kadang mereka terasa seperti orang asing bagi kita. Suami dan istri mereka, mertua mereka, ipar mereka. Kita tidak mengenal orang-orang itu dan tiba-tiba saudara kita bagaikan dirampas begitu saja.
Hidup ini menyedihkan, namun menjadi seperti itu karena begitu luar biasanya. Menyedihkan kalau kita menyadari perlahan-lahan orang-orang yang paling dekat dengan kehidupan kita, menjauh dan pada penghujung hari, kita merasa linglung karena merasa kesepian dan kehilangan.
Tapi aku selalu mengupayakan suatu hal.
Apa yang belum dilakukan kakekku, dilakukan oleh ayahku.
Apa yang belum dilakukan ayahku, dilakukan olehku.
Apa yang belum kulakukan, akan dilakukan anakku.
Apa yang belum dilakukan anakku, akan dilakukan cucuku.
Apa yng belum dilakukan cucuku, akan dilakukan oleh anak-anaknya.
Dan seterusnya.
Hidup ini harus terus maju.
0 comments:
Post a Comment