Saya paling jengkel berurusan dengan tiket pesawat. Sungguh. Karena barang ini menuntut kita berjudi dengan waktu, berjudi dengan dompet. Beda hitungan menit saja sudah bisa melambung, atau bahkan turun drastis. Apalagi jika menggunakan sistem online, betul-betul sistem komputer seringkali mengesalkan.
Tapi maskapai penerbangan tahu kita membutuhkan jasa mereka. Jauh-jauh hari memang pihak maskapai menyodorkan harga murah, paket spesial, promo, de el el de el el. Tapi siapa yang tahu apa yang akan terjadi besok? Udah ada rencana mau kesini tanggal segini bulan begini, tapi entah hari H malah batal karena ada rencana lain atau situasi ga memungkinkan. Mana deadline tiket biasanya terhitung jam saja harus dibayar. Susah pindahnya, maskapai ga mau tahu. Bahkan jika kita pindah hari dengan harga dan waktu yang sama.
Pernah tuh, saya beli tiket pesawat maskapai nasional, udah bayar, tapi ternyata hari H ga jadi. Jauh-jauh hari saya minta agar dipindahin jadwalnya, mundur. Dengan jadwal penerbangan yang sama, jam yang sama, harga sama, tapi apa yang dijawab operator?
>> Bolehhh, tapi uang saya dipotong 75% dari harga tiket dan didenda sebesar Rp 150.000,-
Sama aja bohong. Sama dengan harga tiketnya.. *hammer
Benar-benar berjudi. Dan disitulah perasaan dongkol muncul, mau terbang tapi kantong pas-pasan.
Tragis
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Ran Jiecess
Twitter @Jiecess
About
a freelancer who think she isn't cool enough to be everything yet.
2 comments:
kasi'
Hidup ini memang seringkali tak berpihak pada kaum papa...
Post a Comment