Anak-anak itu Seperti Kue


Anak-anak itu seperti kue. Mereka manis dan lucu.
Tapi ada juga yang nakalnya minta ampun.
Kalau itu diibaratkan kue yang gagal. 

Anak-anak itu seperti kue. Jika dimasak dengan api besar, 
ia matang diluar, tapi mentah didalam.
Mereka pun bisa besar sebelum waktunya,
namun bagaimanapun mereka tetap anak-anak.

Anak-anak itu seperti kue.
Kalau ovennya terlalu sering dibuka, akan lama matangnya.
Tapi kue yang lupa ditengok bisa hangus dan pahit.
Orang tua yang terlalu over-protective membuat anak-anak sulit dewasa.
Tapi orang tua yang sibuk sendiri, anak-anak mereka bisa tumbuh liar dan merusak.  

Anak-anak itu seperti kue. Pancake dan Blackforest tentu berbeda.
Untuk membentuk karakter yang spesial, dibutuhkan ketekunan orang tua.
Prestasi tidak diraih dengan begitu mudahnya.

Anak-anak itu seperti kue.
Komposisi yang pas dan seimbang menciptakan rasa yang lezat.
Pendidikan orang tua harus adil dan merata.
Jangan terlalu keras, jangan pula terlalu lemah.

Anak-anak itu seperti kue.
Ada yang rasanya tak seindah penampilannya.
Ada juga yang kelihatan sederhana namun rasanya betah di lidah.
Ada anak-anak hanya yang dipermak habis oleh orang tuanya, 
ada juga yang cukup dibenahi ilmu dan akhlaknya.

Anak-anak itu seperti kue. Sus atau Cupcake.
Sama-sama enak, sama-sama digemari.
Bakat dan kemampuan anak-anak bervariasi.
Namun mereka juga indah secara berbeda.

Anak-anak itu seperti kue.

0 comments:

Ran Jiecess

Twitter @Jiecess

About

a freelancer who think she isn't cool enough to be everything yet.