Halo Kawan, malam ini bulan sedang keren sekali. Sayangnya, keindahan itu tidak mampu saya abadikan, bahkan untuk dibahasakan dengan amat terperinci, selain bahwa purnama itu bagusnya bukan main. Ckckckck...
Dengan sebuah gambar saja, kadangkala membuat kita terkagum-kagum. Apa yang sedang dipikirkan Tuhan ketika menciptakan bulan? Warnanya kuning pucat, berbaur, bertekstur dengan campuran hijau yang tak kalah pucatnya. Secara analogi, bulan hampir mirip dengan buah jeruk. Bahkan mereka sama-sama memiliki poros! Hanya saja, poros buah jeruk tidak sebanyak bulan.
Bulan memiliki kesan yang melankolis, Kawan... Seseorang bisa mendadak pujangga jika sedang memperhatikan bulan. Karena bulan penuh dengan pujian, mata kita akan sulit berpaling saat memandangnya. Jika melihatnya langsung, ia akan tampak mengambang di langit. Jangan lihat dengan sebelah mata, lihatlah dengan kedua bola matamu.
Purnama bersinar bagaikan ratusan neon yang menggantung di angkasa. Dengannya, malam menjadi cerah biru tua. Temperatur meningkat, menjadi momen yang tepat untuk mencoba memahami langit dan Penciptanya. Sekaligus momen yang tepat untuk duduk-duduk, minum teh, mendengar nyanyian angin yang berbisik pelan.
Kalau saja mengangkat teropong itu tidak melelahkan, saya akan tinggal semalaman menemani bulan hingga esok subuh. Bulan tidak akan protes. Bulan tidak akan marah. Toh ia tak datang setiap saat.
Selamat malam, Bulan.
Makassar, 07 April 2012
*Kongetsu no sutōrī : "Cerita Tentang Bulan" yang diterjemahkan dengan bantuan GT, jadi maklum kalo kacau yak
*Kongetsu no sutōrī : "Cerita Tentang Bulan" yang diterjemahkan dengan bantuan GT, jadi maklum kalo kacau yak
0 comments:
Post a Comment