Tukang Sampah

Dua belas tahun yang lalu, saat masih duduk di bangku sekolah dasar, terkenang sebuah pertanyaan dari Ibu Guru ketika pagi itu beliau mengajar di kelas kami :

"Menurut kalian, apa pekerjaan yang paling susah?"

Teman-teman saya berpandangan sambil berbisik-bisik. Ada yang bilang, "Buruh bangunan? Tukang batu? Penjual Bakso?". Bu Guru menunggu jawaban tapi seisi kelas tidak ada yang memberikan jawaban, saya hanya berkata lirih pada teman saya, "Tukang sampah?" tapi tidak berani mengacungkan tangan.

Mungkin jawaban saya tidak sampai ke kuping Bu Guru, yang kemudian memandang kami semua, "Kalau menurut Ibu, Tukang Sampah. Karena ia harus berurusan dengan bau busuk setiap hari, sampah kotor, tapi kalau tidak datang sehari saja sudah dimarahi oleh ibu-ibu rumah tangga. Adakah dari kalian yang bercita-cita jadi tukang sampah?"

source panoramio : Bert Lanting 

Ya, Tukang Sampah. Profesi yang tidak pernah terbersit di kepala orang-orang pada umumnya. 

Kumal, dekil, bau, jorok, kotor, dan segala nada-nada negatif lainnya. Padahal mereka sangat berjasa, mungkin terdengar sepele, tapi saya berani bertaruh, lihatlah jika Tukang sampah tidak ada - bagaimana jadinya? Sampah bertumpuk, merusak pemandangan, jadi sarang belatung, aroma tidak sedap, dan masih banyak keluhan yang harusnya kita tujukan pada diri kita sendiri.

Tukang sampah pada umumnya berusia sepuh, mungkin mereka yang bingung, pekerjaan apa yang masih bisa dilakukan dengan sisa-sisa tenaga yang masih ada. Menarik gerobak sepanjang hari dengan pakaian lusuh, bercampur dengan kotoran sampah, siapa yang bertanya : 

apakah mereka tidak pernah menderita gatal-gatal sehabis itu? 

***

Tukang sampah, dimana pun mereka berada,
siapapun mereka, terima kasih. 
Semoga Allah membalas jasa dan penderitaan kalian selama ini.


0 comments:

Ran Jiecess

Twitter @Jiecess

About

a freelancer who think she isn't cool enough to be everything yet.