Selasa sore, gerimis turun dikit-dikit. Ah, senangnya di rumah sendirian (sstt, jangan bilang-bilang). Lima jam membersihkan, merubah tata ruang, nyuci baju, merapikan rak sepatu, makan siang, bikin jus jambu, habis itu browsing sambil dengerin lagu-lagu lawas. Inilah kebahagiaan sederhana versi saya, tidak usah jauh-jauh ke Australia (karena ga ada duit), dengan hal-hal kecil pun kebahagiaan itu berasal dari dalam diri kita sendiri.
Beberapa tips kebahagiaan ala Ran :
- Tengah malam, ketika semua penghuni rumah tidur, masuklah ke dapur dan buat semangkok mie instant campur telor campur cengek. Nikmatilah mie itu pelan-pelan dalam ketenangan rumah, rasakan bumbu dan kuahnya, bayangkan kamu adalah orang paling bahagia sedunia. Bersyukurlah, kamu akan bahagia - Insya Allah. (Syukur-syukur orang rumah ga bangun karena aromanya yang bikin laper trus nimbrung minta dibikinin pula)
- Ketika mati lampu, tinggallah di kamar. Tidak perlu nyalakan lilin kalau berani (kalau takut ya lain kasus). Buka jendela kamarmu, liat sikon - kalo tetanggaan ma kuburan mending jangan. Kalo ga punya jendela, ya baring aja di ranjang. Putar lagu-lagu kesukaan dan ingatlah kenangan-kenangan indah, mungkin masa kecil atau cinta pertamamu (ceileh). Asal jangan terlalu terbawa emosi sampe histeris dan nangis-nangis sendiri. Ntar dikira kerasukan lagi.
- Berendam di air hangat. Kalo rumah lagi kosong, ada kesempatan mandi lama-lama. Kalo ga ada bak, kamu pake baskom cucian aja, tapi liat bodi ya. Ntar malah rusak kalo kamu paksa masuk. hehehe. Nikmatin air hangat dan bersyukurlah.
Masih banyak sih, cuma untuk hari ini itu aja. Sebenarnya intinya : ketenangan dan bersyukur. Tapi definisi bahagia tiap orang itu kan beda-beda. Ada yang bahagia setelah ngabisin duit, ada yang bahagia setelah jalan-jalan. Kalo saya sih milih yang hemat aja. Duit itu bisa dipake buat yang lebih penting.
Selamat mencoba!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Ran Jiecess
Twitter @Jiecess
About
a freelancer who think she isn't cool enough to be everything yet.
2 comments:
Enaknya karena setiap orang berbeda standar kebahagiaannya. Hehe
Betul betul betul. Bayangkan kalau sama, pasti bukan membahagiakan - tapi membosankan.
Post a Comment