Sudah tak terhitung berapa kali gw dipanggil "Mas", "Bro", "Aa`" - untung belum pernah dipanggil "abang"
apa lo kate.
Dari nama di fesbuk dan network2 lainnya, PP, foto-foto bareng temen, semua indikasi dengan amat sangat jelas menunjukkan. Tapi kenapa (terlalu) banyak yang tidak peka dan tidak mengerti?
Se-tidakfeminim-nya saya, tetap saja rasanya sedih dipanggil seperti itu. Merasa gagal jadi perempuan. Apakah harus memasang PP menebarkan senyum termanis yang pernah ada ataukah memasang palang di jidat bertuliskan "Cewe Tulen", pakai rok, pinjam tas mama, pakai high-hell-s, pakai lipgloss, pakai blus pink muda, baunya harum, gantungan kunci boneka, gelang warna-warni?
maaf, mendingan dipanggil "mas" ketimbang begitu.
merasa belum perlu.
2 comments:
oo ya jika gitu selama ini saya panggil Gan gpp ya,,,,,, hehehe tapi puisinya seperti sudah dewasa Gan,,,,, mantep bener
Ditunggu ya diblog ane banyak yg aneh2 ....... heheheh
Nyante we, Gan. Kalo yang ini ane ga itung kok, suka2 aja dipanggil juragan, kayak ente. hehehe
yoai, kalo ane ga sibuk ane sambangin blognya
Post a Comment