In Memoriam


Kemarin sore, kutemukan flashdisku tak lagi bernyawa setelah hampir empat bulan mengalami shock berat setelah secara tidak sengaja disenggol oleh kaki seorang dosen yang menyebabkan tulang belakangnya patah. Selama itu pula nafasnya senantiasa kembang kempis dan punggungnya bengkok. Walaupun berat, ia harus berjuang jika aku membutuhkan jasanya. Umurnya memang sudah lumayan jompo buat takaran sebuah flashdisk, dua tahun lebih. Ketika flashdisk pertamaku merengang nyawa pada awal akhir 2008 silam. Sekitar tiga bulan flashdisk ini kubeli, tanpa sengaja pula seorang teman menghilangkan helm-nya. Jadi bisa dikata ia selalu menjadi korban ketidaksengajaan atas keteledoran orang-orang. Semenjak itu, ia harus meringkuk di dalam tasku yang pengab, kadang-kadang kugantungkan ia di leher supaya bisa melihat indahnya dunia.

Ah, begitu didramatisir.

Namun begitulah kuperlakukan semua barang-barangku. Kuhargai mereka layaknya teman baik. Maka dari itu hampir semuanya dapat berumur panjang, jika tak ada campur tangan dari pihak ketiga. 
Ketika berpisah, sedih rasanya..
(apalagi harus beli flashdisk baru.. Duit keluar lagi, padahal bisa dipake buat beli cooling pad.. nasibb nasibb...).

Selamat jalan flashdisku, akan kuawetkan ragamu menemani pendahulumu yang telah terbujur kaku di kotak harta harun di lemari baju.



4 comments:

Xpica said...

Waduh... Malang nian....

Unknown said...

Malang tak dapat ditolak, bokek tak dapat ditanggung :(

Adityar said...

Kudoakan semoga arwah beliau bisa dengan tenang di sana bertemu para pendahulunya. Amin.

Unknown said...

amin, kita doakan yang terbaik buat beliau.

halah... -.-"

Ran Jiecess

Twitter @Jiecess

About

a freelancer who think she isn't cool enough to be everything yet.