Plurimos Annos, Ran..

Semenit aku akan terbang jauh, larut dalam mimpiku tentang laut.
Dimana aku hanyalah seorang gadis kecil yang ingin bermain dan terus bermain.
Bersembunyi diantara padang rumput berbau embun.

"Ayah, aku ingin tetap tinggal.." ketika ia mengajakku pulang.

Berikan aku waktu untuk menikmati hangatnya sinar mentari di musim panas menjalar tangan mungilku.
Hujan telah berlalu, walaupun aku sedih menunggui tetes air yang menguap oleh kenangan.
Lapangan telah kosong dan tersadar bahwa aku sendirian.
Orang-orang telah lelap dan tertidur dibalik selimut tebal mereka.
Tinggal aku menghitung mundur,

sepuluh,..
sembilan,..
delapan,..

Tiba-tiba aku terbangun.
Semuanya hilang dan kudapati tanganku tak sekecil dulu.
Malam menelan setiap derap langkah kakiku menuju cermin untuk mendapati siapa yang sedang berbohong.

Wanita muda itu.

Ia berdiri memandangiku. Matanya indah namun lelah. Wajahnya hampir dipenuhi jerawat. Rambutnya hitam panjang agak bergelombang.

Ia tak berkedip dan berdiri seakan mau roboh. Sedikit sekali senyumannya. Lebih banyak murung dan perasaan bersalah. Mungkinkah ia merasakan hidup yang sebenarnya?

...

Aku tidak nyaman disini. Aku ingin bermimpi lagi, menghirup udara laut yang asin dan menerbangkan layang-layang berekor. Langit mendung dan angin bertiup menerbangkan gaunku.

Tapi aku malah terduduk dan hilang ingatan. Rasanya begitu cepat dan harus kuterima : Inilah aku.
Inilah aku, apa yang telah kulakukan.
Inilah aku, apa yang telah kuraih.
Inilah aku, mimpi-mimpiku, kesedihanku, pikiranku, hari-hariku..

Inilah aku, gadis dua puluh tahun.

0 comments:

Ran Jiecess

Twitter @Jiecess

About

a freelancer who think she isn't cool enough to be everything yet.