The Song of Sparrows

Majid Majidi adalah salah satu sutradara yang jenius selain Riri Riza dan Mira Lesmana yang kita kenal di Indonesia. Film-film yang ia hasilkan senantiasa berkualitas dan inspiratif.

Beberapa yang kita kenal, dan baru-baru saja saya tulis reviewnya, "The Color of Paradise" dkk merupakan hasil kerja yang luar biasa. Salah satu keunikan dan saya pikir merupakan ciri khas dari film besutan Majid Majidi, adalah selalu menghadirkan kisah yang menyentuh dari sisi pahit kehidupan yang tentu saja dialami banyak orang, khususnya yang memiliki keterbatasan ekonomi.

Jadi, bukan tipikal sinetron yang entah mereka itu hidup di negara mana.. Tapi tampaknya Majidi hendak berkata,
"Inilah hidup, bung.. Bersedihlah, tapi jangan larut di dalamnya.. Masih ada hari esok yang lebih baik jika kita jujur dan bekerja keras."

Kisah kali ini bercerita tentang Karim, seorang ayah dari tiga orang anak-yang bekerja sebagai buruh pengembala burung unta. Jadi, ia bekerja di peternakan milik orang lain dan mengurusi burung unta yang sedemikian merepotkannya. Anak gadis sulungnya menderita cacat pendengaran sehingga membutuhkan alat bantu yang demikian susah dan mahal didapatkan.

Suatu hari, alat bantu pendengaran itu terjatuh dalam sebuah bak penampungan air yang sudah lama tidak digunakan sehingga kotor oleh sampah dan tanaman. Setelah ditemukan, ternyata alat itu rusak karena terendam air dan harus diganti karena Haniyeh akan menjalani ujian beberapa minggu berikutnya.
Hussein, adik Haniyeh, berencana untuk beternak ikan mas di penampungan air itu, walau ayahnya tidak menyetujui tapi Hussein dan teman-temannya sangat gigih hingga mereka rela bekerja untuk membeli bibit ikan mas.

Bagaimana dengan Haniyeh? Apakah hearing-aidnya bisa diperbaiki? Bagaimana dengan Karim yang dipecat setelah seekor burung unta lepas dari peternakan tempat ia bekerja? Dan bagaimana nasib Hussein yang selalu dimarahi ayahnya yang tidak setuju?

Saksikan sendiri :)

0 comments:

Ran Jiecess

Twitter @Jiecess

About

a freelancer who think she isn't cool enough to be everything yet.