Nenek

Maaji, ketika kami masih kecil ia adalah seorang nenek. Dalam usianya yang mulai senja, ia seakan berjanji takkan pernah berubah.

Saat kami beranjak remaja, ia masih seorang nenek. Akan tetapi, ia mulai diuji oleh kenakalan cucu yang semakin kurang ajar. Ia tidak melakukan apa pun selain hanya terdiam atau sesekali mengomel melihat ulah kami.

Kami bertumbuh dewasa, ia masih juga seorang nenek. Hanya saja, kini ia lebih sering menangis di kamarnya yang lembab karena bau usia. Kami lebih sering di luar rumah dan membiarkannya sendirian. Kami lebih banyak sibuk dan tak jarang melupakan bahwa kami masih punya seorang nenek yang kesepian tanpa hiburan cucu-cucunya.

Kami pun menyambut anggota keluarga "baru". Ia tetap saja seorang nenek, hanya saja sekarang naik tingkat menjadi nenek buyut karena kelahiran dua cicitnya. Tidak pula berubah. Masih kuat memasak, mengurus bayi dan sisanya, menangis.

Kenapa nenek menangis?

Aku kira aku sudah tidak punya tempat di otaknya yang semakin sulit untuk mengingat. Tapi ternyata aku salah. Karena nenekku selalu menyediakan tempat dan waktunya untukku. Aku ingat pada sebuah malam aku terbangun dan agak histeris. Aku bermimpi ia meninggalkan kami. Yang kulakukan hanya berjalan seperti orang linglung menuju kamarnya. Aku ingin nenekku saat itu juga.

Kubuka pintu, dan tidur disampingnya. Ia terbangun, dan tiba-tiba saja tangisku meledak seperti bocah ingusan yang takut gelap. Berkali-kali ia bertanya, tapi aku tak mengatakan apapun selain sesenggukan. Ia pun membelai rambutku, dan pada saat itulah aku kembali sadar bahwa nenekku masih dan akan selalu ada disampingku. Belaiannya masih sama seperti belasan tahun yang telah berlalu.

Kini aku tinggal jauh darinya. Setiap kali aku harus pergi lagi, ia menangis. Setiap kali aku menelepon untuk mendengarkan suaranya, ia juga menangis. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan agar ia tidak menangis lagi.

Nenek. Aku bukan satu-satunya cucunya, tapi ia akan menjadi satu-satunya nenekku pada tulisan ini dibuat.  


Nenek, aku sayang padamu.

2 comments:

utun said...

i feel touched..
huhuhu

Unknown said...

huhuhu.. ke rumah moko pale` baru sampaikan salamku buat nenekku...

Ran Jiecess

Twitter @Jiecess

About

a freelancer who think she isn't cool enough to be everything yet.