Jendela-jendelaku tertutup rapat
Yang ada hanya setitik cahaya merembes lurus
Menyinari jempol kakiku yang kaku
Tubuh ini hanya jua meringkuk dalam-dalam
di sudut ruangan bercat hijau kelabu
Tak goyah meskipun erangan bocah-bocah diluar jendelaku bergetar hebat
Maka sudah tentu itu bukan salah mereka
aku terpenjara dalam duniaku sendiri
..
Bagai komedi putar yang ribut berderit-derit
Kepala kudanya lepas, sudah tak lengkap lagi
Film-film tua itu membentuk siklus di kepalaku
Kutemukan diriku sedang duduk di tengah
menunggu episode demi episode
kehidupanku...
Terasa sakit yang amat sangat
Begitu kontrasnya dengan si gadis kecil
yang berdoa setengah jam setiap malam pada Tuhannya
dalam filmku itu
Ia pun ingin tahu
Rupanya kelak saat ia dewasa
telah menyaksikan masa kecilnya sendiri
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Ran Jiecess
Twitter @Jiecess
About
a freelancer who think she isn't cool enough to be everything yet.
0 comments:
Post a Comment