The Old Poem__Juni `07

Dipayungi sang rembulan
Debur ombak bersatu buih tangiskan air mata
Kejora malam mengarungi jernihnya Bimasakti
Yang tlah tertidur abadi dalam pulas dekapan Mahadewi, cahaya...

Berbeda dengan kita
Yang saling berebut menghirup sejuknya angin yang gulita
Mengkhayalkan engkau
Sedang duduk pula di lain malam
Namun kita juga terpisah oleh pijar, masuknya mimpimu
Beriring asa kian memerah
Semakin lama semakin nyala baranya

Mulai esok,
Hanya akan ada sepasang jejak yang bersedih
Walau terbalut rasa haru dan rindu
Di atas pasir basah di pantai ini
Yang berharap engkau berada di atas kapal pertama
Yang menghujamkan jangkarnya di jantung dermaga
Diatas sekedar doa

Setiap mentari dan setiap bulan lelah berkayuh bergantian
Kumimpikan engkau kembali
Dan usap pipiku agar tersenyum
Karena tak selamanya akan seperti ini
Karena kita bukanlah lukisan yang terpampang di dalam figura

Bukan pula manekin di etalase yang berdiri sepanjang waktu disana
Tapi kita lah sumber kehidupan itu sendiri
Dibekali pribadi-pribadi yang haus akan fajar
Hingga penghujung hayat
Entah kapan...

0 comments:

Ran Jiecess

Twitter @Jiecess

About

a freelancer who think she isn't cool enough to be everything yet.