Teman-temanku bilang, "Dimana seseorang wafat, maka dari tanah kuburannya itulah jasadnya dahulu dibentuk."
Lantas, dimana kelak kami akan mati? Di Makassar saja? Atau gurauan salah satunya, "Mungkin beta kebetulan sedang berlibur di Santorini saat ajal beta tiba?" Kami terkekeh, namun sebenarnya hati kami mungkin sedang sibuk menerka-nerka.
Dimana kah kami akan mati? Walau sederhana, itu bukan pertanyaan seperti "Dimana kamu mau tinggal? Dimana kamu mau menikah? Dimana kamu mau sekolah?". Itu pertanyaan yang hanya bisa dijawab oleh waktu setelah Tuhan menggariskan titik hidup kita yang terakhir.
Dimana kah kami akan mati?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Ran Jiecess
Twitter @Jiecess
About
a freelancer who think she isn't cool enough to be everything yet.
0 comments:
Post a Comment