smartpennya masih genius dong |
Bukan, bukan karena saya ga pengen. Tapi melainkan kondisi yang tidak mendukung untuk punya sebuah meja.
Di tahun 2008, saya menggunakan sebuah meja makan bundar sebagai tatakan laptop, printer, dan tetek bengek perlengkapan tulis lainnya. Termasuk saat mengerjakan karya manual, mewarnai itu butuh bidang yang luas. Punya satu kaki membuat meja ini gampang oleng walaupun beratnya lumayan. Kotak sepatu saya sulap jadi laci kuas. Kardus printer jadi alas, yang penting apa yang bisa dipakai, pakailah.
Pada 2009, mejanya sempat saya ganti dengan meja makan (lagi) yang berbentuk oval. Ya, adanya itu. Menuhin ruangan memang, makanya ga bisa beli barang baru lagi.
Bertahan hingga 2010. Saya merombak kamar abis-abisan. Meja saya tendang (wuih) keluar kamar, ngecat tembok dengan warnah merah primer, beli karpet, bikin board di dinding, dll. Beli meja lipat bergambar naruto, mindahin speaker dari ruangan lain, beli folder kertas, ya.. Sebisa mungkin menyamankan diri. Tapi punggung pegel.
Sampai sekarang, formasinya berubah ga banyak. Masih di tempat yang sama, hanya barang-barang di sekitar situ datang dan pergi. Speaker udah saya kembaliin ke alamnya, lampu belajar udah ga kepake, print tintanya kemaren sempet luber, meja lipet banyak nongkrong diatas ranjang. Karpet digulingkan oleh terpal plastik. Mouse tewas, laptop diganti. Ah, waktu berjalan sungguh cepat.
Sudah mau akhir 2012. Ntar pindah dimana lagi ya?
0 comments:
Post a Comment