Saya setuju dengan kutipan Ust. Jeffry Al-Buchory, kurang lebih begini :
"Allah mengharamkan sesuatu untuk melindungi kita. Jika sesuatu haram, artinya hal itu tidak baik."
Dalam Islam, anjuran dan larangan lainnya sangat mendetail hingga ke seluk beluk kehidupan kita sehari-hari, membedakannya dengan keyakinan lain. Semuanya tersaji dalam Al-Quran, dan dibenarkan oleh hadits dan sunnah Rasulullah SAW (Semoga berkah dan rahmat senantiasa dilimpahkan kepada beliau). Sekarang pilihannya adalah, kita mau beriman atau tidak.
Kita yang hidup di dunia ini, untuk mencapai tujuan dan memaknai hidup, harus memiliki buku petunjuk atau pedoman. Apakah masuk akal jika sesuatu diciptakan tanpa tujuan? Terlebih lagi, sesuatu muncul tanpa memiliki arti apapun. Sesuatu muncul lalu hilang tanpa bermakna apa-apa. Semoga Allah melindungi kita dari kebodohan dan kemiskinan.
Kita dilahirkan menjadi seorang pemimpin sekaligus hamba. Pemimpin bagi diri kita sendiri, lalu memimpin sebuah keluarga, sebuah kelompok, sekaligus menjadi hamba bagi Tuhan.
Hamba tidak selalu berarti sesuatu yang rendah. Tidak. Karena kita pun senantiasa melayani diri kita sendiri. Dan terlebih lagi bisa melayani Tuhan.
Kenapa ada orang yang berpikir bahwa menghambakan diri kepada Tuhan adalah sesuatu yang hina?
Kita diberi kehidupan olehNya, diberi nikmat dan kesempatan untuk mengenal dunia. Dan dijanjikan kehidupan abadi yang 1000% lebih baik dari kehidupan sementara di dunia ini.
Apa yang bisa kita lakukan untuk membalas semua itu? Membayar udara yang seluruh hidup mengisi rongga paru-paru kita. Membayar mata yang kita gunakan untuk melihat. Membayar otak yang malah kita gunakan untuk mencari alasan untuk mengingkari dan memberontak dariNya.
Yang Ia inginkan hanyalah kesadaran kita. Sadar bahwa kita adalah manusia dengan keterbatasan fisik dan logika. Dan mengembalikan segalanya kepadaNya. Ia lah Tuhan yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang.. Tidak ada Tuhan selain Dia..
Keseimbangan dalam memposisikan kehidupan dunia dan akhirat inilah yang agak susah didapatkan. Bukannya tidak mungkin, hingga batasan tertentu, banyak keajaiban yang bisa diraih manusia. Tentu saja dalam standar yang berbeda dengan Keluarbiasaan Tuhan.
Tapi lebih banyak lagi orang yang tidak mau berusaha untuk menyeimbangkan hal tersebut. Maka dari itu, Tuhan memberikan kita petunjuk dan ujian mana yang harus kita pilih dan kita tolak. Sekarang kita yang memilih pilihan yang diberikan Tuhan. Mau jadi orang yang beriman kepadaNya, atau orang hilang.
Tidak sedikit orang memilih jalan "lain" atau sekalian hidup sebagai pribadi yang menentang keberadaan Tuhan. Itu pilihan mereka. Maka kita harus menghormati hal tersebut, tapi jangan sampai pemikiran seperti itu malah mempengaruhi akidah dan prinsip yang telah kita bangun. Yakinlah pada kebenaran yang kita pegang. Karena urusan personal seperti akidah sama sekali tidak bisa dikompromi. Hanya satu, untuk mempertahankan prinsip itu, kita tidak memungutnya di jalanan, yang serta merta tanpa alasan. Tapi prinsip itu dibentuk oleh pengalaman, pengetahuan dan bukti, serta petunjuk keberadaan Tuhan dalam hidup kita.
Setiap manusia esensinya mengetahui kebenaran. Hanya saja, banyak yang memilih untuk mengingkarinya. Semoga Allah menghendaki kebaikan bagi kita semua. Jadilah orang yang kritis dan selalu mempertanyakan hal-hal baru, maupun perubahan. Jangan hidup tanpa pedoman, karena kita layaknya orang yang hilang di gunung. Betapa sialnya kita tidak memiliki buku petunjuk. Ada juga orang yang memiliki Manual Guide, tapi malah disimpan di dalam saku, karena merasa lebih pintar daripada si pembuat petunjuk itu.
Silahkan memilih, ini hidup kita.
Bandung, 24 Mei 2010.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Ran Jiecess
Twitter @Jiecess
About
a freelancer who think she isn't cool enough to be everything yet.
0 comments:
Post a Comment