Hari ke hari bertambah serius, tahun ke tahun bertambah berat
Ini bulan ramadhan, tapi setiap waktu sholat, sahur, buka puasa, tarwih,...
rasanya memang banyak yang hilang.
Saya rindu suasana hangat itu, jauh sekali sebelum merasa setua ini.
Para bedug, kemana kah mereka?
Dahulu, setiap mesjid di daerahku nampak wajib memiliki bedug.
Bunyinya yang memekakkan, namun menyemarakkan,
Seringkali kami bocah-bocah, mencuri kesempatan untuk menggebuk si bedug.
Lampu warna-warni, kemana kah mereka?
Dahulu, mungkin saat tarif listrik tak semahal sekarang
Melintang di ujung langit-langit mesjid, cahaya lampu warna-warni berpendar
Bohlam yang botak itu terdiri dari kaca merah, kuning, hijau, dan biru.
Wajah riang anak-anak yang bermain petak umpet
Memancing omelan nenek-nenek yang hendak khusyuk sembahyang
Kami membeli kembang api, petasan, dan lebih banyak jajan daripada malam biasa
Bercerita dengan sombong, siapa yang puasa siapa yang tidak
Tidak, sekarang jalanan lebih sunyi.
Anak-anak itu lebih banyak diam, mereka sibuk bermain dengan "kotak menyala"
Bedug mungkin tidak banyak diproduksi lagi
Juga lampu warna-warni yang kelihatan norak dan murahan
Tapi sebagai gantinya,
Suasana yang saya rindukan mungkin takkan kembali lagi
Tak akan ada yang spesial, membuat ramadhan tahun ini boleh berbeda
Walau sering berharap, saat belanja di toko, mungkin kasir akan semangat berucap,
"Selamat berpuasa!" atau "Selamat berbuka puasa!" lebih dari mereka menanyakan kartu-kartu atau pulsa yang tak ingin saya beli.
Ya sudahlah... Selamat berpuasa...